Kesadaran inilah yang akan memberikan ketenangan bathin manakala berbagai ujian dan musibah menimpa. Seorang beriman yakin seyakin-yakinnya bahwa apapun yang terjadi adalah kehendakNya.
Mushtafa Bugha dan Muhyidin Misto dalam Syarah Arabain Nawajiyah menjelaskan, seorang hamba yang beriman tidak akan peduli dengan berbagai usaha menggoyang dan membahayakannya. Karena ia tahu dan yakin bahwa kebaikan dan keburukan hanyalah terjadi atas kuasa Allah. Bahwa manfaat dan mudharat terjadi hanya kehendakNya, dan tidak ada satu mahluk pun yang ikut memiliki wewenang.
“Katakanlah Semuanya (datang) dari sisi Allah (An Nisaa:78)Rasulullah SAW bersabda: Ketahuilah bahwa jika seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagimu, maka mereka tidak akan bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu. Dan jika seluruh umat ini berkumpul untuk memudharatkanmu dengan sesuatu, maka mereka tidak akan bisa memudharatkanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah terhadapmu.
Allah berfirman dalam Surat Al An’am ayat 17.
Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu maka tidak ada yang menghilangkannya selain Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakkuasa atas tiap-tiap sesuatu.Menurut Musthafa dan Muhyidin, tidak ada bahaya yang akan menimpamu jika Allah tidak menghendakinya, bahkan Allah justru akan menjauhkan bahaya tersebut darimu. Demikian juga jika ada seseorang yang menginginkan satu manfaat bagimu, maka manfaat tersebut tidak bisa engkau nikmati manakala Allah enggan memberikannya kepadamu.
Tiada sesuatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah SWT. (Al Hadid:22)Demikianlah seorang beriman akan meyakini apapun yang telah terjadi dan dialami sampai detik ini merupakan sebuah kehendak Allah. Allah lah yang mengetahui seluruh kehendak-Nya dan tugas kita adalah mengimani dengan keyakinan spenuhnya mulai dari hati, ucapan sampai perbuatan bahwa semuanya merupakan kehendak-Nya. Inilah yang kemudian akan memberikan ketenangan akan hari ini dan masa depan. Semuanya telah berada di tangan-Nya, dan sudah ada jaminan bahwa yang beriman kepadaNya akan selamat di dunia dan akhirat. Sebuah ketenangan yang Allah kemudian ilhamkan kepada mereka yang beriman.
Rasulullah SAW yang mulia dalam hadits yang diriwayatkan Ahmad bersabda:
Segala seuatu memiliki hakikat, maka seseorang tidak akan mencapai hakikat keimanan sehingga ia memahami bahwa apa yang menimpanya tidak akan bisa luput darinya dan segala sesuatu yang luput darinya tidak akan dapat menimpanya.
Dengan sikap yang mendalam terhadap rukun iman keenam ini maka seorang Muslim hatinya akan senantiasa tenang, tidak gelisah dan tidak khawatir akan masa depan meskipun secara akal mungkin suram dan tidak menentu. Semuanya karena dia menggantungkan kepada Allah SWT yang telah menciptakan dirinya. Allah tempat bergantung dan kepada Allah semua akan kembali. ***
0 komentar:
Posting Komentar