Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Hadiid:22)
Renungan bagi kaum yang beriman kepada Allah bahwa semua kejadian di muka bumi adalah kehendakNya
Benar bahwa fenomena tsunami terjadi di pinggir pantai apabila terjadi gempa kuat Benar bahwa Indonesia berada di sabuk api gunung api di Pasifik, jalur gunung berapi rawan gempa. Benar bahwa gempa di Mentawai dan Padang sektarnya sudah dicatat pakar gempa
Benar bahwa tumbukan lempengan di dalam menyebabkan ombak sampai sepuluh meter menghempas daratan tanpa pilih bulu
Semua analisa ilmuwan benar adanya hanya satu saja yang menentukan kapannya adalah Allah SWT.
Dipandang dari sudut Islam ayat itu dengan gamblang menguatkan pendapat bahwa fenomena alam termasuk gempa tsunami letusan gunung berapi adalah kehendakNya.
Sama seperti kehendakNya mencabut nyawa siapa saja yang terdahulu dan siapa yang kemudian Bagi kaum beriman inilah pesan dahsyat yang tak terbantahkan mengenai panggilan terhadap kita.
Panggilan untuk pulang. Jelas sekali kehendakNya ini.
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (At Taghabun:11)
Baiklah kita bantu dengan dana dan doa agar masyarakat yang terkena gempa dan letusan gunung berapi mendapatkan ketabahan, imannya dikuatkan dengan guncangan dan letusan bumi.
Getaran bumi dan guncangan gunung sebagai sebuah panggilan akan kita supaya tersadar bahwa jasad ini akan hancur ruh suci yang akan pulang.
Inilah fenomena alam yang menyedot perhatian namun bagi kita yang tak terkena langsung menjadi saat yang khusyu betapa Allah itu dekat.
Betapa anggota keluarga yang kita cintai yang baru saja berbicara dan bercanda telah berpindah alam. Betapa ibunda dan ayahanda yg kita cintai tiba tiba lenyap dari pandangan kita tinggal tubuh terbujur.
Semuanya terjadi dengan sekejap tanpada ada peringatan tanpa pemberitahuan. Inilah saatnya duduk bersimpuh merasaka kehadiranNya. Merasakan takdirNya.
Rabu, 15 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar