Rabu, 15 Juni 2011

Melihat (Ciptaan) Allah


Pernahkah kita menengok langit yang biru di siang hari dan berwarna oranye di sore hari? Pernahkah kita menyentuh embun di pagi hari? Pernahkah kita menikmati rembulan di malam purnama?
Namun juga pernahkah kita merasa bahwa kita sedang “melihat”  (ciptaan)  Allah. Melihat disini artinya melihat dengan mata hati. Melihat dengan ruhani yang bersih.
Niscaya jika sampai tersentuh dengan semua Ciptaan Allah ini, air mata akan menetes. Mata akan basah “melihat dan bahkan merasakan” keagungan Ilahi.  Langit, bintang, bulan, matahari, awan dan berbagai keindahan alam ini menjadi sebuah ayat yang “hidup” dalam diri kita.
Itulah mengapa Al Quran dengan indahnya menyentuh hati ini dengan orang yang sadar akan semua perubahan itu sebagai seseorang yang tergolong Ulil Albab, Manusia Tercerahkan, Manusia yang memiliki indra paripurna.
[3:190] Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal
Kalau kita sampai merasakan perubahan di alam semesta ini kemudian sampai meneteskan air mata karena terharu menyadari akan Kebesaran Ilahi, beruntunglah ! Beruntung karena dalam perjalanan hidup kita ternyata sentuhan Alam sudah cukup memberikan bukti akan Allah. Pergantian hari yang dirasakan setiap hari menjadi sesuatu yang penuh dengan hikmah bagi ruhani ini.
Ini bisa juga berarti kita telah melihat Ciptaan Allah dalam sebenar-benarnya.
Pandanglah sekali lagi langit dengan mata bathin.Jangan hanya memandang dengan kedua mata kita. Niscaya bathin ini akan menembus dunia hakikat. Mata Ruhani ini akan membuat pergantian waktu menjadi sesuatu yang mempertembal keyakinan betapa Allah hadir sangat dekat.

0 komentar:

Posting Komentar